Gue bukan tipe orang yang gampang berpindah, dan sampai hari ini sejujurnya masih kurang yakin juga apakah itu hal yang baik atau justru sebaliknya.

Pada akhir Maret 2020 kemarin gue ngobrol dengan salah satu pendiri Delman dan mengajukan posisi sebagai Frontend Engineer untuk departemen Engineering nya Delman. Pengajuan tersebut bermulai dari DM Twitter dengan bapak theo yang dilanjutkan dengan komunikasi via surel agar lebih profesional. gue rasa disini ga ada informasi sensitif, jadi gue share anyway Ketika melihat 2 *requirements *tersebut gue sejujurnya jadi kurang semangat khususnya di poin nomor 2, karena gue tinggal di Bandung. Lalu gue *ghosting *deh sekitaran 1 bulanan karena gue tidak menyanggupi poin nomor 2 for some reason.

Ketika pemerintah mengumumkan lockdown, gue rasa ini waktu yang tepat untuk kembali lagi setelah menghilang sekian minggu tanpa kabar. Percakapan masih berada di DM Twitter dan gue bilang beberapa hal (masih dengan orang yang sama) khususnya tentang *onsite interview *di Jakarta yang tidak bisa gue sanggupi.

Lalu gue dapat penawaran kalau *interview *dilakukan daring (should I thankā€¦ C word?) lalu terjadilah *interview *selama 3 ronde dengan level C (CEO, CDO, CTO).

Dalam negosiasi kita sama-sama menyanggupi apa yang gue expect dari Delman dan begitupula sebaliknya.

Sebelum resmi bergabung dengan tim Delman, salah satu teman gue mengajak bergabungditempat dia. Dia IC, dan perusahaan tersebut adalah salah satu perusahaan ISP swasta, dan ISP adalah salah satu industri yang bergairah untuk gue + bekerja langsung dibawah dia gue rasa sesuatu yang menarik.

Kalau seandainya pas negosiasi untuk bisa kerja *remote *dari Bandung gue tidak disanggupi sama Delman, gue rasa gue akan memilih yang ISP karena sama-sama *onsite *dan juga karena kantornya di Sudirman bukan di Pejaten šŸ˜›

So, congrats, I guess?

Working culture

Satu hal yang terbayang ketika kerja di startup adalah fleksibilitas.

Overall kultur bekerja (khususnya di departemen Engineering) di Delman oke. Tidak ada ā€œblame cultureā€ sebagaimana yang ditulis di halaman karir mereka, sehingga kita bisa menyelesaikan masalah secara objektif daripada subjektif.

ā€¦oke gue masih pakai git-blame(1) untuk mengetahui siapa penulis kode, namun murni untuk melakukan Google Meet dengan orang tersebut untuk menghindari menanyakan hal ke orang yang kurang tepat. Anyway.

Secara *leadership *di Delman (menurut gue) timnya relatif bekerja sebagai ā€œmanagers of oneā€, actually kita ada PM namun so far yang gue lihat bertindak sebagai Product Manager x Product Owner (letā€™s say Head of Product, as the title says) daripada sebagai manager secara umumnya.

Kalo lo expectnya kerja di startup itu selalu menuruti whatever PIC lo mau dan lo cuma bisa ā€œnotedā€, disini gak seperti itu (at least yang gue rasakan). Setiap orang berhak bersuara, so far ada 5 RFCs (1 Engineering, 4 Frontend) yang pernah gue buat selama 1 tahun. Terlepas bagaimana kelanjutannya RFC tersebut nanti, yang pasti maksud Request For Comment as in ā€œRFCā€ tersebut tersampaikan (didikusikan).

Dan juga di Delman benar-benar memaknai work-life balance. Sejujurnya ini membosankan, but I love it anyway. Selama 1 tahun gue di Delman, gue hampir gak pernah lembur. Oke kadang gue cuma mindahin waktu kerja pas lagi gak *mood (misal dari jam 13-15 ke 19-21) *asalkan pas jam kerja gue *standby *di ruang percakapan just in case ada yang lagi butuh gue.

Dan so far belum ada yang mempermasalahkan itu.

Terakhir, sekali lagi, sebagaimana kultur di startup: fleksibilitas.

Terkadang gue terjun ke bagian infra meskipun posisi gue adalah Frontend, yang pertama karena gue (seharusnya) bisa dan yang kedua karena gue mau. Gue kadang ikut mengatur CI/CD nya Delman, *setup *VPN (sometimes fucking ancient VPN) yang menghubungkan antara layanan Delman dengan klien enterprise, dan melakukan *deployment. *Untuk yang poin terakhir, setiap engineers di Delman memang mendapatkan jatah untuk melakukan deployment, but anyway.

Current work

Sejauh ini hal yang udah gue lakukan bersama timā€”selain mengembangkan fitur & bugā€”adalah melakukan migrasi ke monorepo, mengatur e2e testing, dan mengatur *development environment *menjadi lebih mudah khususnya ketika proses *onboarding *anggota tim baru.

Salah satu misi gue di Delman (sebagai Software Engineer) adalah ingin memaksimalkan DX. So far belum tercapai namun setidaknya sekarang kita udah punya bootstrap.sh šŸ˜›

Codebase untuk produk utama Delman sendiri sudah relatif besar, ada 80,918 baris kode berdasarkan keluaran dari perintah fd-find -t f js . | xargs wc -l dan ada 838 berkas berdasarkan keluaran dari perintah fd-find -t f . | wc -l per 30 Juni 2021 6.06 PM.

Dan berdasarkan perintah ini, berikut ā€œstatistikā€ gue di branch utama selama setahun:

fariz,: 773 files changed, 22234 insertions(+), 9136 deletions(-), 13098 net

And thatā€™s kinda something, I guess.

Dan di hari ini (30 Juni 2021) adalah *commit *pertama gue di *codebase *produk nya Delman di frontend! klik gambar untuk versi lebih besar And yeah, selama 5 hariā€”kalau gak salah ingetā€”gue menghabiskan waktu untuk *ā€œonboardingā€ *khususnya dalam memahami *codebase *dan behavior nya produk utama Delman.

Whatā€™s next?

Sebagaimana generasi Z (I guess?) lainnya bahwa sudah menjadi rahasia umum untuk menjadi kutu loncat, dan menurut infrografik dari Beritagar (sekarang Lokadata) generasi Z dominan (57,3%) hanya bekerja 1 tahun (atau kurang, gue yakin) di 1 perusahaan.

Gue bisa dibilang generasi Z karena lahir diantara tahun 1995-2010 jika menurut Wikipedia dengan catatan jika generasi Y (milenial) adalah kelahiran 1981-1994.

Tapi sebagaimana yang ditulis di paragraf paling pertama: Gue bukan tipe orang yang gampang berpindah, dalam konteks apapun. Namun dalam konteks pekerjaan, satu-satunya alasan kenapa gue susah pindah adalah karena gue tidak memiliki resume/CV.

Thatā€™s right.

Gue sejujurnya lupa apakah gue ngirim CV gue ke Delman apa enggak (semoga ngirim) tapi yang gue tau: gue paling menghindari bikin CV, di arsip email gue gak ada attachment CV, dan gue pernah minta CV gue ke HR (untuk kepentingan klien) dan ternyata gak ada hahaha.

Anyway, itu salah satu alasan gue males pindah.

Sampai detik ini bahkan gue gak punya CV. Kalo emang harus banget, paling gue manfaatin resume.github.io atau gak kalau dulu gue buat versi PDF nya halaman LinkedIn gue (sekarang udah gak main LinkedIn).

Apapun itu, sejujurnya gue belum kepikiran buat mencari petualangan baru.

Tapi nih, kalau tempat kerja lo memenuhi beberapa poin berikut:

  • Mendukung budaya *remote *(literally, bukan hanya tentang working from homeā„¢)
  • Berada di industri jaringan (data center, CDN, VPN, aplikasi/layanan P2P, dsb)
  • Peduli dengan komunitas Open Source
  • Menggunakan FreeBSD!
  • Merasa cocok dengan gue
  • Mengirim CV adalah opsional

Bisa menjadi pertimbangan hahaha.

Sejauh ini perusahaan yang gue tau memenuhi beberapa poin diatas dan yang ada di radar gue adalah fly.io, Tailscale, Twingate, dan Oxide. Meskipun 4 perusahaan tersebut bukanlah perusahaan Indonesia, a man can dream, right?

Penutup

Overall gue bersyukur menjadi bagian dari tim Delman. The company is superb (and VC-funded, btw), the founders are brilliant, the coworkers are great and the products are cool. Pasar untuk produk utama Delman sendiri adalah enterprise, and thatā€™s something.

Salah satu alasan gue waktu itu memilih Delman adalah karena gue lagi tertarik dengan industri data, dan technically ingin mengetahui bagaimana industri ini bekerja. Sebelumnya, gue mau *apply *ke Segment (a man can dream, once again) karena doi banyak kontribusi ke komunitas Open Source dan gue rasa itu seksi, tapi gue urungkan pertama selain karena terlalu nekat (in any level) juga karenaā€¦ C word.

Lumayan C word bisa dijadikan kambing hitam. Anyway.

Sebagai penutup, gue merasa sudah cukup menjadi seorang Frontend Engineer selama ~6 tahun (gue memutuskan untuk menjadi ā€œspesialis frontendā€ di sekitar tahun 2015) ini dan tertarik untuk pindah ke jalur lain, dari: Software Engineer (in general), Network Engineer/DevOps something (Iā€™m sysadmin since forever!), Management (I guess?) dan Developer Relation/Advocate (DevRel, community ftw!).

And if you are interested in working with us to solve a challenging problem (writing JavaScript is also challenging, btw), head over to Delmanā€™s career page very now.

Ada banyak yang tidak gue ceritakan disini terkait bekerja di Delman, karena tulisan ini hanyalah introduksi terkait gambaran bekerja di Delman dan jika ingin mengetahui gambaran lengkapnya: send your best cover letter & resume and see you on board!