Pernah melihat video bagaimana orang-orang acak di internet yang tidak saling mengenal satu sama lain berkolaborasi membuat lagu dari video “orang tersandung ujung ranjang”? Atau video kucing seperti berbicara “sometimes im alone, sometimes im not, hello?” dan menjadi mahakarya di internet? Keindahan internet adalah dapat menyatukan apapun yang terhubung ke jaringan tersebut, tanpa batas geografis; waktu, apalagi kebangsaan.

Di internet, banyak informasi bersebaran: Dari informasi umum sampai informasi pribadi. Hanya tentang waktu untuk dapat menemukannya. Bagaimana dan apa “media” untuk menyebarkan informasi tersebut adalah hal yang penting, dan yang pasti, informasi di internet selalu ter-identifikasi menggunakan Uniform Resource Identifier (URI). Seperti isi email, dokumen, video, musik, dan foto.

Termasuk profil instagram mu yang misterius itu.

Di banyak kasus, penggunaan internet bergantung dengan mesin pencari, seperti Google; Bing, DuckDuckGo, Kagi, dkk. Dan, ya, sebuah peramban juga. Peramban (browser) adalah alat yang paling penting dalam mengakses internet di hari ini.

Setiap orang memiliki kebutuhan tersendiri dalam menggunakan internet, tapi yang pasti, semuanya adalah tentang mengakses informasi, dan tidak jarang, informasi yang diminati: Jadwal pertandingan klub yang didukung? Ramalan cuaca di suatu daerah? Dokumen penelitian di bidang tertentu? Unggahan terbaru dari pembuat konten favorit? Kode nuklir, anyone?

Aktivitas di internet adalah hal pribadi, namun memiliki ketertarikan bukanlah sesuatu yang harus disembunyikan. Ketertarikan adalah sesuatu yang menjadikan manusia, manusia: rumah adalah tentang kumpulan manusia yang memiliki ketertarikan yang sama dalam aspek keluarga, kantor dalam aspek pekerjaan (selain ofc $$$), komunitas dalam aspek hobi ataupun ideologi. Ya, ketertarikan adalah magnet untuk menyatukan manusia.

Anggap kamu memiliki ketertarikan dalam membaca, sudah pasti “bacaan” akan menjadi topik favoritmu: Rekomendasi buku tentang X? Sumber bacaan terbaik untuk mempelajari Y? Buku terbaru yang harus dibaca di tahun WXYZ?

Dan akan sangat menyenangkan saat menemukan orang lain yang memiliki ketertarikan serupa.

Informasi akan menjadi lebih menarik saat dibagikan ke orang lain, itulah mengapa ada buku; surat, televisi, dan sebuah aktivitas bernama percakapan. Dalam konteks internet, menyebarkan informasi ini cukup beragam medianya, namun untuk orang awam, umumnya melalui sesuatu bernama media sosial karena media tersebut yang paling mudah dijangkau. Di dunia fisik, itu seperti “berteriak di keramaian dan berharap ada yang mendengar ataupun menemukan” yang mana tidak memakan biaya apapun, benar?

Tapi media sosial diciptakan (seharusnya) untuk menampilkan iklan untuk mendapatkan keuntungan bersosial, yang dibanyak kasus, untuk promosi berbagi kabar. Baik melalui tulisan singkat, foto, dan video.

Beberapa pengguna internet, ingin mengumpulkan informasi; mengkurasinya, dan menyimpannya selama mungkin dengan harapan suatu saat akan mengakses kembali informasi tersebut. Bookmark adalah istilah yang populer digunakan untuk aktivitas tersebut, baik di suatu aplikasi tertentu ataupun peramban pada umumnya.

Bookmark sayangnya lebih relevan sebagai “save for later” karena memang diciptakan untuk itu. Sebagai gambaran, “penanda buku” dan “kliping” (misalnya) adalah dua hal yang berbeda meskipun mungkin memiliki tujuan akhir yang sama, jika dibandingkan dengan gambaran di dunia fisik.

Lalu begini kasusnya: Kamu memiliki banyak tautan yang disimpan di bookmark/favorites dan dikelompokkan berdasarkan kategorinya, untuk diakses nanti atau diakses kembali. Kamu ingin mengolah informasi tersebut, mungkin membuat catatan; ringkasan, kutipan, atau “mind map”. Lalu kamu mencari alat/media lain karena fitur bookmark/favorites tidak bisa melakukan hal itu.

Digital Garden1 adalah sebutan untuk menggambarkan “sebuah tempat untuk mengkurasi informasi yang ada di internet, tempat yang didedikasikan untuk pemikiran; ide dan kumpulan informasi” dan ada alasannya mengapa disebut sebagai “garden” alias kebun/taman.

Konsep ini menarik setelah saya gagal dalam 2 tahun untuk menerbitkan sebuah buku karena saya cenderung kesulitan dalam menyusun informasi yang berurut. Saya lebih menyukai “connecting the dots” seperti mengetahui/mempelajari apapun yang saya minati lalu menghubungkan yang memang berkaitan yang pada akhirnya menjadikan sesuatu.

Yang unik dari konsep digital garden ini adalah tidak terbatas oleh urutan, alias, inilah yang saya impikan. Menulis buku adalah tentang mengurutkan informasi per babak. Blog, pada dasarnya adalah tentang mengurutkan kejadian berdasarkan lini waktu. Dan di banyak kasus, sesuatu yang memiliki urutan bersifat kekal dan revisi terkadang hanya mencakup kesalahan penulisan dan bukan konsep.

Footnotes

  1. Penjelasan mendalam favorit saya terkait topik ini adalah A Brief History & Ethos of the Digital Garden nya Maggie Appleton