Tidak jarang gue mendapatkan pertanyaan tersebut baik dari lingkungan keluarga, teman, temannya teman sampai ke orang random di internet. Di kasus gue, biasanya X diatas mengarah ke membuat aplikasi ataupun situs web, dan jawaban dari gue adalah selalu “tergantung”.

Dan karena pertanyaan tersebut cukup populer gue dapatkan, I guess gue buat tulisan disini aja deh biar klo ada yang nanya serupa tinggal gue kasih tautan ini.

Dalam jual beli, setidaknya ada 2 jenisnya: produk dan jasa. Sebuah produk biasanya memiliki harga yang fixed, seperti harga sebungkus Sampoerna Mild per tahun 2022 adalah 28,000 IDR dan that’s it. Berbeda dengan jasa yang melibatkan banyak pihak dan khususnya memiliki kebutuhan khusus, yang membuat harga dari jasa ini variatif kecuali jasa tersebut dibungkus sebagai produk (i.e: SaaS).

Terlepas lo seoarang Programmer, Graphic Designer, 3D Artist, Video Producer, anything, as long as yang lo tawarkan adalah sebuah jasa, dan khususnya bila lo pribadi pun masih bingung dengan menentukan harga lo sendiri, mungkin tulisan ini akan relevan untuk lo juga.

Informasi yang ada disini murni diambil dari pengalaman gue selama menjadi seorang *freelancer *dulu, dan since gue sudah tidak melakukan *freelancing *lagi, mungkin akan bermanfaat bila pengalaman yang gue miliki gue bagikan ke masyarakat Internet.

Dasar

Poin utama dari menentukan harga sebuah jasa menurut gue adalah harga per-orangan nya terlebih dahulu. Misal, lo dapat pesanan untuk membuat logo untuk perusahaan X, dan misal gaji lo adalah 20jt/bulan sebagai Graphic Designer. Lo kerja per-hari 8 jam, dan 5 hari selama seminggu. Berarti total 160 jam perbulan (854). Dengan gaji misalnya 20jt/bulan, berarti kurang lebih bayaran per-jam lo adalah 125,000 IDR alias $8.43 (20000000/160).

Misal untuk membuat logo tersebut lo membutuhkan waktu 5 hari dengan catatan hanya kerja 5 jam per-hari. Berarti total 25 jam, yang mana hasilnya adalah 3,125,000 IDR (125000*25), dan itu murni hanya untuk lo since untuk membuat logo tersebut hanya butuh 1 orang.

Untuk project lain yang lebih besar, misal membuat website yang butuh tim. Misal, lo butuh 1 designer dan 2 programmer. Dan perhitungannya tetap sama dengan yang diatas.

Berapa harga per-jam untuk diri lo? Tergantung. Lo sendiri yang menentukan harga, berdasarkan apa yang lo miliki.

Waktu

Ini cukup sederhana, dengan let’s say melihat portfolio ataupun track record lo, yang menawarkan jasa tersebut setidaknya sudah percaya kalau lo bisa meng-handle permintaan tersebut.

Tadi kita bahas sedikit tentang berapa lama pembuatan logo, dan sekarang misal kita ambil contoh dalam pembuatan website. Let’s say membuat E-Commerce.

Lo memiliki pengetahuan dalam membuat E-Commerce, dan mereka memiliki requirements tentang apa yang ingin mereka buat dan apa yang mereka inginkan. Berdasarkan requirements tersebut, lo setidaknya bisa menentukan:

  • Seberapa kompleks permintaan tersebut
  • Berdasarkan poin pertama, seberapa lama waktu yang harus dialokasikan untuk men-deliver permintaan tersebut
  • Dan masih berdasarkan poin pertama, seberapa banyak orang yang lo butuhkan untuk men-deliver permintaan tersebut

Damn, menjadi *freelancer *membuat gue belajar dasar project management hahaha.

Anyway, dalam praktiknya, kalau gue biasanya menggunakan strategi milestone. Gue deliver something gradually, demi menghindari banyaknya revisi. Misal dalam membuat E-commerce, milestone 1 adalah H+7, dan mereka sudah bisa mencoba fitur X. Jika mereka oke, biasanya mereka akan kunci bayaran (di Upwork ini possible) untuk milestone tersebut (7 hari alias 56 jam jika bekerja 8 jam/hari) dan jika ada revisi di lain hari untuk milestone tersebut, biasanya gue akan jadikan itu sebagai “OP” atau Overtime Price meskipun literally gue kagak lembur haha.

Skop

Ini berhubungan dengan waktu, tapi tidak seberhubungan itu.

Skop disini harusnya berada di perjanjian awal dan sifatnya custom.

Misal, apakah lo murni hanya untuk membuat aplikasi dan tidak melakukan maintenance? Apakah lo menerima bug fix selama 5 bulan setelah pesanan selesai? Berapa banyak batas maksimal revisi dalam membuat logo? Apapun.

Diluar dari skop, berarti urusan yang berbeda. Jika lo membuat aplikasi mobile menggunakan React Native dan perjanjian di awal hanya untuk membuat aplikasi di iOS lalu di lain waktu mereka ingin membuat versi Android nya juga, jika berbicara secara teknis, tentu possible. Tapi secara bisnis, itu adalah hal lain. Jika memang saling setuju, mungkin bisa dimasukkan sebagai OP dan atau pesanan lain mengingat prioritas utamanya bukanlah itu.

Infrastruktur

Ini opsional tapi cukup penting karena gue pernah ngalamin ini.

Dalam konteks membuat website, gue memiliki alamat domain sendiri dan server sendiri untuk menjalankan website tersebut, dan gue beritahukan kepada mereka. Pernah gue mendapatkan pesanan bahwa mereka menginginkan agar website nya berjalan di Heroku dan default nya jasa gue tidak menawarkan itu.

Misal ketika menggunakan Heroku lo membayar $25/bulan, gue akan minta *re-imburse *untuk bayaran ekstra tersebut.

Klo dalam konteks graphic designer/illustrator, mungkin, anggap lo dapat pesanan untuk membuat ilustrasi dan biasanya lo menggunakan Adobe Illustrator. Tapi somehow mereka menginginkan lo membuatnya di Sketch, sedangkan lo tidak menggunakan Sketch meskipun Sketch hanyalah sebuah tools. Gue akan menawarkan untuk meminta belikan lisensi Sketch kepada mereka (pada saat itu $99) karena defaultnya menggunakan AI.

Kesimpulan

Beberapa ada yang menawarkan layanan sebagai produk yang berarti menggunakan fixed price dalam periode tertentu, misal seperti layanan streaming. Lo berlangganan produk dari Spotify AB yakni aplikasi Spotify dan membayar 55rb/bulan untuk menikmati layanan streaming musik mereka.

Atau ada yang membukus layanan tersebut sebagai paket, misal, paket membuat website E-Commerce adalah 50,000,000—yang biasanya diawali dengan “start from”.

Oke oke kembali ke topik, jika lo adalah seseorang yang membuka ini karena dikirim tautan ini sama gue, untuk pertanyaan “Berapa budget untuk bikin website E-commerce”, silahkan uraikan:

  • Seberapa lama agar website tersebut lo mau nya selesai? (kalau jawabannya “as soon as possible lah”, berarti jangan lupa dengan Project Management Triangle) — Waktu
  • Apa saja fitur dan kebutuhan yang diinginkan? (Biasanya jawabannya adalah “fitur dasar ecommerce lah”) — Skop
  • Apakah ada pembeda dengan website ecommerce pada umumnya? (misal, “lo bisa gak preview produknya bisa dilihat pakai VR?“) — Infrastruktur

Dari situ, baru gue mengambil base price lalu menambahkan dengan 3 hal tersebut. Misal:

  • Base price gue 150,000/jam
  • Gue akan dedicate waktu 5 jam/hari dan 5 hari/minggu
  • Untuk membuat e-commerce, gue pasang harga 50,000,000 selama 3 bulan dengan 10 milestone (1 milestone per 6 minggu)

Jika misalnya dari sisi waktu, skop dan Infrastruktur oke, berarti:

  • Biaya untuk diri gue: 45,000,000 (1500005(5*4)*3) yang mana sampai 3 bulan tersebut, berarti 15.000.000/bulan dengan 5 jam kerja.
  • Biaya untuk E-commerce: 50,000,000
  • Total: 95,000,000

Jika misalnya gue butuh graphic designer dan gue tidak ingin mengambil dari 45jt diatas, tinggal tambahkan misal 15jt untuk bayar graphic designer (yang anggap berarti 5jt/bulan, sorry guys ini hanya untuk contoh).

Ini hanya untuk contoh aja ya.

Jika mereka tidak cocok dengan harga tersebut, gue sih simply berarti mereka bukanlah target pasar gue. Damn, only $6.500 for fucking ecommerce in 3 months???

Bagian menarik jika mereka sudah menentukan budget. Let’s say, mereka punya budget 150,000,000 alih-alih perhitungan dari 95,000,000 diatas. Ini cukup seru, pertama kita bisa naikkan pembayaran bulanan untuk si graphic designer, bisa menambah tenaga lain alih-alih gue sendiri yang lakukan, dan bisa mengalokasikan sisa sebagai bonus.

Yang ribet yang nanya budget, sehingga gue harus menulis ini. Hahaha.

Kalau memang aslinya gak tau budget nya berapa, tipe-tipe yang kayak gini nih yang biasanya gue hindari. Masa lo mau beli sesuatu tapi gak cek harga dulu? Biasanya tipe yang kayak gini cukup sadis, klo ngasih harga dan waktu tenggat harus solat istikarah dulu, since mereka harusnya gak tahu juga harga pasar dan workload yang ada apa saja.

Dan yang paling brengsek, para makelar. Hehe been there done that.

Ni biasanya eksploitasi macem outsourcing yang melempar urusan negara maju ke negara berkembang. Tentu gue memasang harga berbeda-beda, kek mungkin kalau untuk pasar US gue memasang 10. Tapi makelar ini misal gue dapet project 100,000,000 untuk e-commerce, terus gue outsource ke ahensi ataupun orang random menjadi 60,000,000. Ekstra 40jt gue dapet tanpa harus effort lebih selain menjadi “penawar” dan ekstra lainnya gue dapet dari 60jt tersebut sebagai upah seorang “project manager”.

Tapi itu urusan lain hahaha.

Sebagai penutup, jika sebelumnya bertanya “berapa budget untuk X?”, harusnya sekarang sudah mendapatkan jawabannya dan mari kita negosiasi angkanya.

Jika ternyata belum, I guess you are asking the wrong person?