Latar Belakang

Di daftar 5 hal favorit saya di bagian Games, 3 dari 5 judul tersebut ber-genre Role Playing Game (RPG). Selama saya membeli game baru di Steam, kebanyakan game tersebut bergenre “sandbox”, “crafting”, dan “simulation” dengan satu alasan khusus: untuk mempelajari cara membuat game. Pada suatu hari, saya menyerah dan memutuskan untuk mengubur mimpi kecil saya (dan mimpi hampir setiap software engineer diluar sana) yakni mengembangkan game nya sendiri.

Game RPG paling terakhir yang paling membekas di otak saya adalah Breath Of Fire 4, dan sebagaimana kebanyakan lore dari game RPG, goals akhir nya adalah untuk mengalahkan “final boss” for good. Saya senang dengan grafis Breath Of Fire 4 meskipun untuk pertarungan berbasis Turn-based.

Pada suatu hari saya mendapatkan game yang cukup unik ber-genre Souls-like + Dark Fantasy + Open World. Game Open World terakhir yang saya mainkan adalah The Legend of Zelda: Breath of the Wild dan saya cukup puas. Dan game Dark Fantasy terakhir yang saya mainkan adalah Pathfinder: Wrath of the Righteous (TTRPGs) dan Grim Dawn (Hack & Slash) yang cukup menarik (<30 hrs gameplay).

Tapi saya belum pernah memainkan genre/tema Souls-like.

Lalu saat Summer Sale saya membeli Elden Ring dan satu kata untuk game tersebut: mantap. Mulai saat itu, saya menyukai game yang diterbitkan oleh FromSoftware yang kebanyakan ber-genre souls-like.

In a nutshell

Pengetahuan dasar dalam game RPG adalah satu: mengalahkan “raja terakhir”. Bagian “cerita” nya adalah inti dari keseluruhan game tersebut dan kualitas grafis membuatnya sempurna.

Umumnya RPG bersifat linear (as in time) kecuali jika RPG tersebut memiliki genre “Open World” juga, yang terkadang memiliki akhir cerita yang berbeda dan setiap pilihan adalah penting. RPG dengan Open World memiliki progression yang unik, tidak terikat dengan struktur level sehingga permainan bahkan bisa diselesaikan meskipun “underpowered” ataupun “overpowered” sekalipun.

Souls-like gampangnya mendeskripsikan tingkat kesulitan. Sebagai spoiler, bertemu dengan “mini boss” di awal game yang memiliki health point yang berbeda jauh dengan pemain adalah hal yang normal di game souls-like. Kabar baiknya? Mini boss tersebut bisa dihindari untuk dilawan nanti.

Terkadang musuh-musuh kecil justru yang lebih menyulitkan. Kabar baiknya lagi, musuh-musuh kecil tersebut bisa dihindari dengan imbalan tidak mendapatkan apa-apa seperti experience point/XP.

Mekanik

“Losing is fun” adalah slogan populer di game roguelike dan khususnya di Dwarf Fortress. Di game souls-like, seringnya mendapatkan “kekalahan” adalah sesuatu yang normal dan expected. Dari kekalahan setidaknya bisa mempelajari hal baru, khususnya di cara musuh bertarung.

Di game souls-like, pemilihan waktu adalah hal terpenting dan kerakusan adalah hal terbodoh. Kunci utama dari game ini adalah menghafal setiap pergerakan musuh, strategi penyerangannya (jarak dekat/jauh), waktu yang tepat untuk menyerang; menghindar, berlari dan pembentukan “statistik” karakter/pemilihan senjata yang tepat, meskipun yang terakhir relatif opsional. Tergantung gaya bermain, bisa invest di dexterity, vigor, strength atau mungkin intelligence. Yang pasti, menjadi jack of all trades di game ini terkadang membantu khususnya di mid game.

DARK SOULS™

Cerita dari DARK SOULS menurut saya relatif biasa: mengalahkan raja terakhir and that’s it (diluar dlc). Meskipun bukan Open World, tapi pemain dapat mengeksplorasi dunia tanpa terikat dengan level, meskipun progression bersifat semi-linear. Pergerakan di game ini relatif terbatas, hanya berjalan dan mengelak. Tidak ada kuda, tidak ada “mengendap”.

Senjata bisa “rusak” (ada durability) dan tidak bisa crafting item. Fast travel? Nah, sesuatu yang bisa dipertanyakan untuk early game :P

Bagaimanapun saya pribadi cukup puas dengan game ini dan, hey, kenikmatan setelah bersusah payah sangat membayar!

Elden Ring

Game souls-like pertama yang saya mainkan. Ceritanya sangat menarik meskipun relatif umum sebagaimana game RPG lainnya, tapi memiliki “side quest” dan “ending bervariasi” yang membuatnya menjadi tidak biasa.

Grafisnya lumayan indah, kustomisasi karakternya oke, dan pilihan yang ada di game ini lumayan banyak.

NPC nya pun relatif tidak membosankan.

Tapi game ini memiliki tantangan tersendiri khususnya untuk para perfeksionis. Pemain bisa saja menyelesaikan game sebagaimana misi utama dan melanjutkan kembali (NG+1) dengan statistik yang sudah didapat. Mungkin untuk mendapatkan senjata yang belum ditemukan, bertarung dengan field bosses atau iseng aja karena overpowered.

Bagaimanapun saya pribadi masih jauh untuk menamatkan game ini, khususnya di 100% achievement, tapi overall, sangat puas dan menikmati keseluruhan gameplay dan cerita!

DARK SOULS™ III

Suatu saat saya akan melengkapi bagian ini.